Filosofi dan Lirik Lagu Sunda ‘Malati di Gunung Guntur’ Ciptaan Mang Koko

Malati di Gunung Guntur
Lirik lagu 'Malati di Gunung Guntur' kawih Sunda ciptaan seniman kahot legendaris Mang Koko.*

RASIO RAKYAT — Malati di Gunung Guntur adalah lagu atau kawih Sunda yang diciptakan oleh seniman kahot atau legendaris Mang Koko.

Malati di Gunung Guntur konon begitu populer digandrungi masyarakat Jawa Barat di tahun 1967-1968.

Bacaan Lainnya

Bila mendengar lagu ‘Malati di Gunung Guntur’ ini begitu enak didengar dan menggetarkan hati sanubari, menenteramkan jiwa.

Mengenal Mang Koko, ialah seniman kahot Sunda yang sangatkreatif dan produktif. Karya-karyanya hingga kini masih diperhitungkan.

Dalam mengembangkan karawitan Sunda dan melahirkan genre baru, Mang Koko terilhami oleh beberapa jenis karawitan Sunda dan terinspirasi oleh pola-pola musik Barat sehingga kreativitasnya berpijak pada aspek aspek dan penciptaan.

Hasil kreativitas Mang koko menjadi sekar jenaka, lagu-lagu kawih (anggana dan rampak sekar).

Berikut ini lirik lagu atau kawih Sunda ‘Malati di Gunung Guntur’:

Malati di Gunung Guntur

seungitna sungkeman ati

bodas sesetraning rasa

jadina dina mumunggang leuweung larangan.

Malati di Gunung Guntur

hanjakal henteu dipetik

beja geus aya nu boga

ngahaja melak di dinya, para guriang.

Ayeuna kuring geus jauh

malati sosoca gunung

boa geus aya nu metik duka kusaha.

Kamari jol aya beja

malati ratna mumunggang

majar can aya nu metik duka kunaon.

Malati di Gunung Guntur

ligar dina panineungan

na saha nu baris metik

kuring mah da puguh jauh

biheung kadongkang.

Baca juga:

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia kira-kira seperti ini:

Melati di Gunung Guntur

Harumnya merasuk sukma

Putih sejernih rasa

Tumbuh di mumunggang hutan terlarang

Melati di Gunung Guntur

Menyesal tidak kupetik

Berita sudah ada yang punya

Sengaja menanam disana, para dewata

Sekarang aku telah jauh pergi

Melati permata gunung

Mungkin sudah dipetik orang, entah siapa

Kemarin kudengar berita

Melati ratna mumunggang

Ternyata belum ada yang memetik, entah kenapa

Melati di Gunung Guntur

Mekar dalam kenangan

Siapakah yang akan memetiknya ?

Aku telah pergi jauh

Tak mungkin kan tergapai

Pesan moral:

Kita jangan terlalu percaya dengan yang dilihat orang. Karena sebagian besar orang berpikir dan bicara secara subyektif, sebagian lagi asal bicara saja.

Jangan sampai kita menyesal dengan apa yang kita lakukan dan yang tidak kita lakukan. Datangi dan buktikan sendiri. Jangan sampai kebahagiaan yang seharusnya kita raih begitu saja, hanya karena terlalu mendengar omongan orang.

Seperti yang digambarkan dalam lagu tersebut, seseorang yang jatuh cinta dengan sekuntum kembang dan ingin memetik kembang itu, namun karena terlalu mendengar omongan orang, akhirnya memutuskan pergi tanpa mewujudkan impiannya.

Kemudian hari dia menyesal karena memberanikan diri untuk mencoba dan memetik kembang melati impian.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *